Selamat Datang Industrialisasi
Oleh: A. Choliq Baya
BUMI Blambangan Banyuwangi
semakin jadi prhmadona bagi para investor. Meski letaknya berada di ujung timur
Pulau Jawa dan jauh dari ibu kota provinsi, tapi tak mengurangi minat investor
untuk menanamkan modalnya di daerah ini. Terutama sejak bumi berjuluk The Sunrise of Java ini berhasil mendatangkan
operator penerbangan untuk beroperasi di Bandara Blimbingsari pada Desember
2010 lalu. Di samping itu juga
ditunjang oleh kondisi alam yang cukup strategis dan menguntungkan. Seperti adanya pelabuhan laut yang memiliki kedalaman hingga 15 meter
sehingga bisa disandari kapal-kapal dengan bobot tonase cukup besar.
Bandara dan
pelabuhan merupakan elemen terpenting bagi dunia usaha, sebab dengan adanya bandara, letak Banyuwangi
yang cukup jauh dari ibu kota provinsi maupun ibu kota negara bisa disinggahi
lebih cepat. Mengingat, waktu yang dimiliki pengusaha atau investor tentu
sangat berarti. Begitu pula dengan pelabuhan, menjadi sarana sangat penting
untuk menunjang distribusi hasil produksi menuju ke beberapa tempat. Terutama
untuk menunjang aneka kebutuhan masyarakat maupun pembangunan di wilayah
Indonesia bagian timur yang selama ini masih sangat kurang.
Melihat
besarnya potensi ekonomi di Indonesia timur yang belum tergarap secara
maksimal, rasanya tak salah kalau para investor kemudian mengembangkan usahanya
di Banyuwangi. Mengingat, beberapa infrastruktur penunjang di daerah ini mulai bisa diandalkan
meski kondisinya saat ini belum maksimal. Tapi seiring dengan perjalanan waktu
ditunjang dengan adanya komitmen kuat dari pemerintah daerah dan pusat untuk membenahi infrastruktur
yang ada, prospek Banyuwangi menjadi daerah industri di masa mendatang akan
lebih moncer.
Apalagi
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang memiliki banyak kolega di Jakarta
juga cukup aktif menjadi salesman
dengan menawarkan potensi yang ada di daerahnya ke para investor. Tak hanya itu, Anas
juga cukup piawai dalam merayu pemerintah pusat agar menyokong pembangunan
infrastruktur yang ada di Banyuwangi. Sehingga, beberapa kali daerah ini mendapat kucuran anggaran
dari pemerintah pusat dan provinsi. Ini cukup posithf bagi daerah, sebab tak
semua kepala daerah bisa atau memiliki kepedulian dan kemampuan untuk menjadi salesman, termasuk bernegosiasi.
Hasilnya,
daerah ini mendapat banyak bantuan anggaran cukup besar, diantaranya untuk
perbaikan pelabuhan, jalan di depan Pelabuhan Ketapang dan perpanjangan landasan pacu Bandara Blimbingsari. Juga, kucuran anggaran untuk melanjutkan proyek-proyek
besar yang sempat mandek seperti Waduk Bajulmati dan Pelabuhan Pantai Boom. Termasuk, gagasan membuat
terminal terpadu untuk angkutan darat (bus dan kereta api) serta pelabuhan laut
di Ketapang yang juga mendapat respon positif dari pemerintah pusat. Kalau ini
terealisir kemajuan Banyuwangi bakal semakin berkembang pesat.
Tak h`nya
itu, saat ini para investor juga mulai merealisasikan harapannya dengan membuka
usaha di Banyuwangi. Setelah PT Semen
Gresik rampung membangun pabrik pengepakan di kawasan Pelabuhan Ketapang
beberapa waktu lalu, Senin (7/5) lalu giliran PT Semen Bosowa memulai membangun
pabrik penggilingan semen di Bulusan, Kalipuro. Anggaran yang diinvestasikan
untuk pembangunan pabrik semen ini mencapai Rp 800 miliar. Diharapkan akhir
tahu depan, pabrik yang pembangunannya mampu menyerap tenaga kerja seribu orang
ini sudah bisa berproduksi.
Selain pabrik
semen, Bosowa juga sudah bersiap-siap membangun terminal LNG di lokasi yang
berdekatan dengan pabrik semen bekerjasama dengan Pertamina. Dana yang
dianggarkan untuk pembangunan terminal LNG ini sebesar Rp 700 juta. Terminal
ini dimaksudkan untuk menyuplai kebutuhan gas bagi masyarakat dan industri di
Jawa Timur. Untuk realisasi
pembangunannya, saat ini Bosow` masih menunggu kepastian sumber pasokan gas
dari Pertamina.
Maraknya
industrialisasi baru di Banyuwangi masih akan terus berlanjut seiring dengan
perbaikan infrastruktur penunjang yang terus dibenahi. Para investor sudah
antri untuk masuk mengembangkan
bisnisnya di Bumi Blambangan. Misalnya, saat ini dua sekolah penerbangan berstandar
internasional yang bakal mencetak para pilot juga sudah mulai
beroperasi di Banyuwangi, yaitu BIFA (Bali International Flight Academy) milik pengusaha Robby Djohan. Satunya lagi sekolah penerbangan Curug milik pemerintah yang tak lama lagi juga akan beroperasi di sini.
Investasi lain yang sudah masuk melakukan penjajakan dan proses pengajuan izin di daerah ini juga cukup lumayan banyak. Seperti pembangunan kawasan industri berikat yang didalamnya akan diisi beberapa pabrik. Ada pula yang mengajukan pembangunan kilang minyak dengan investor asing berbeda, masing-masing dari Korea dan timur tengah. Termasuk, rencana membangun hotel berbintang untuk mengantisipasi perkembangan Banyuwangi yang kian hari menunjukkan harapan cukup menjanjikan bagi perkembangan dunia usaha. Sehingga, tak salah kalau Banyuwangi saat ini menduduki urutan ketiga untuk daerah di Provinsi Jawa Timur yang paling diminati investor setelah Gresik dan Surabaya.
Investasi lain yang sudah masuk melakukan penjajakan dan proses pengajuan izin di daerah ini juga cukup lumayan banyak. Seperti pembangunan kawasan industri berikat yang didalamnya akan diisi beberapa pabrik. Ada pula yang mengajukan pembangunan kilang minyak dengan investor asing berbeda, masing-masing dari Korea dan timur tengah. Termasuk, rencana membangun hotel berbintang untuk mengantisipasi perkembangan Banyuwangi yang kian hari menunjukkan harapan cukup menjanjikan bagi perkembangan dunia usaha. Sehingga, tak salah kalau Banyuwangi saat ini menduduki urutan ketiga untuk daerah di Provinsi Jawa Timur yang paling diminati investor setelah Gresik dan Surabaya.
Pesatnya investasi dan industrialisasi di Banyuwangi juga diapresiasi oleh
Gubernur Jatim Soekarwo dan Menperin MS Hidayat saat meresmikan pembangunan
pabrik semen Bosowa beberapa hari lalu. Ini semua tak lepas dari faktor
kondusifnya keamanan di daerah, termasuk kondisi sosial politik yang tenang
tapi tetap dinamis. Kondisi ini pula yang membuat Provinsi Jatim meraih
penghargaan sebagai daerah pelaksanaan pembangunan terbaik di Indonesia.
Sukarwo meminta masyarakat untuk ikut serta menciptakan suasana yang
kondusif agar semakin banyak investor yang menanamkan modalnya di sini.
Diperkirakan pada tahun 2012 ini, investasi yang masuk di Jatim diperkirakan
mencapai Rp 143 triliun hingga Rp 145 triliun. Dengan semakin banyak investasi
yang masuk, maka kesejahteraan masyarakat juga akan ikut terdongkrak. Di
samping itu, pengangguran dan kemiskinan juga akan berkurang.
Kita semua pasti akan ikut senang dengan harapan yang cukup menjanjikan
itu. Termasuk, punya kewajiban moral untuk ikut menjaga kondusivitas keamanan
daerah. Juga ikut menumbuhkan semangat optimisme dan positifisme kepada
masyarakat luas dengan harapan yang mencerahkan. Mari kita tunjukkan kepedulian
dan partisipasi kita semua dalam memajukan dan menyejahterakan masyarakat
sesuai kapasitas yang kita miliki.
Tapi, ini bukan berarti kita membiarkan proses pembangunan yang dilakukan
secara menyimpang atau keluar dari koridor hukum. Justru, hal-hal seperti ini
juga harus kita cermati agar uang rakyat yang dipakai untuk membangun daerah
ini tidak disalahgunakan. Demikian pula dengan investor yang punya modal, tidak
serta merta bisa membeli segalanya untuk melegalkan usahanya dengan cara nekad
walau melanggar hukum. Tentu kalau ada masalah seperti ini tidak bisa kita
biarkan, apalagi sampai dilindungi dan dibela mati-matian.
Karena itu, setiap proses pembangunan yang bisa berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat harus disikapi dengan arif. Jangan sampai hal ini bisa
menimbulkan masalah baru yang justru akan merugikan banyak pihak. Kalau memang
pembangunan industrialisasi itu berdampak pada kemaslahatan masyarakat yang
cukup besar, mari kita dukung bersama. Dan, manakala pembangunan itu banyak
merugikan masyarakat dan prosesnya melanggar hukum, maka harus dilawan.
Komentar