Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Menghapus Citra Daerah Pelacur

Gambar
Ditayangkan di Radar Banyuwangi 18 Maret 2011 Oleh: A. Choliq Baya PEKAN lalu, di harian Radar Banyuwangi ada berita 75 pekerja seks komersial (PSK) asal Banyuwangi akan dipulangkan dari Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya, pemerintah kota (Pemkot) Balikpapan berencana menutup lokalisasi Km 17 yang merupakan tempat pelacuran terbesar di Provinsi Kaltim. Karena jumlah PSK asal Banyuwangi cukup besar, Pemkot Balikpapan terpaksa harus memberitahu melalui surat resmi kepada instansi terkait di Pemkab Banyuwangi. Yaitu, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, tentang rencana pemulangan wanita tuna susila (WTS) itu. Melihat jumlahnya yang cukup besar dan berasal dari 22 kecamatan yang ada di Banyuwangi, ini mengindikasikan ‘’kontribusi’’ wanita nakal asal Bumi Blambangan cukup merata. Sebab, dari 2 4 kecamatan yang ada di Banyuwangi, berarti hanya ada dua kecamatan yang tidak ikut andil ‘’menyumbangkan’’ warganya ke dunia hitam. Tapi, bukan berarti kecamatan ya

Menjual Ekowisata Mangrove Blok Bedul

Gambar
Ditayangkan di Radar Banyuwangi 4 Maret 2011 Oleh: A. Choliq Baya SETELAH memendam keinginan yang cukup lama untuk bisa melihat hamparan mangrove yang sangat panjang di Blok Bedul yang masih berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), akhirnya terkabul juga bisa sampai di Blok Bedul, kawasan alam yang elok menawan. Ya, dua minggu lalu setelah melihat keindahan alam Pantai Plengkung, saya punya kesempatan meneruskan perjalanan ke lokasi Ekowisata Mangrove Bedul yang ada di Desa Sumbersari, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Saya datang ke sana bersama rombongan peserta Fam Trip yang terdiri dari para pelaku bisnis pariwisata dari kalangan travel agent , pemandu wisata, pengurus PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) dan pengurus ASITA ( Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies ) dari Jatim dan Bali. Kenapa saya sangat berminat sekali ke sana? Beberapa teman yang suka berpetualang menyusuri rimba alam maupun para aktivis lingkungan, seringkali ‘’me