Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Dua Tahun Kang Anas dan Kang Yusuf Memimpin Banyuwangi Ekonomi Melejit, Pungli di Birokrasi Jalan Terus

Gambar
Oleh A. Choliq Baya TANGGAL 20 Oktober 2012 ini pasangan Abdullah Azwar Anas dan Xusuf Widyatmoko genap dua tahun bertakhta sebagai bupati dan wakil bupati Banyuwangi. Meski masa pemerintahannya tergolong muda, ternyata beberapa capaian yang diraih dalam memajukan daerah ini lumayan cepat. Apalagi, kalau dibandingkan dengan beberapa daerah tetangga. Visi, semangat, dan dinamisasi, yang terjadi di bumi berjuluk Sunrise of Java ini cukup bagus dan menjanjikan. Secara pribadi, saya sangat mengapresiasi beberapa langkah, program, kebijakan, dan kerja keras yang dilakukan keduanya. Salah satu yang paling spektakuler adalah kerja keras “melipat jarak”, yakni mendekatkan daerah ini dengan pihak luar melalui pengoperasian Bandara Blimbingsari, Rogojampi. Perjalanan Banyuwangi-Surabaya yang biasanya ditempuh via darat dalam waktu 7 hingga 8 jam, dengan pesawat dari Blimbingsari kini cukup ditempuh 40 menit. Kerja keras yang dilakukan di awal tahun masa pemerintahan Kang Anas da

Banyuwangi, Surga Investasi Baru?

Gambar
Oleh: A. Choliq Baya SELAMA ini Banyuwangi cukup dikenal dengan dunia magis dan mistiknya. Keampuhan para supra natural atau dukun asal Banyuwangi sudah begitu tersohor dimana-mana. Beberapa macam ajian bernuansa mistis yang bisa dipakai untuk memperdayai orang juga banyak kita temukan. Mulai dari santet, pelet, jaran goyang, sabuk mangir, dan masih banyak lagi. Kentalnya nuansa magic dan mistis itu terkadang membuat merinding orang luar yang akan bertugas di bumi bertajuk S unrise of Java . Imej Banyuwangi sebagai kota magic dan mistis itu hingga kini masih sangat terasa meski nuansanya sudah tidak sekental dulu. Sebab, kalau dulu orang yang akan pergi ke Banyuwangi banyak yang tidak berani terang-terangan karena takut dikira akan mencari paranormal. Tetapi, sekarang orang sudah tidak malu-malu lagi untuk menyebut akan datang ke Banyuwangi. Mengapa? Karena Banyuwangi sudah berubah cukup pesat, bahkan kini mendapat julukan baru sebagai surga investasi. Julukan baru it

Memupuk Kolusi dan Harmoni

Gambar
Oleh: A. Choliq Baya SUNGGUH enak punya putra daerah yang sukses atau memiliki jabatan strategis di pemerintahan maupun swasta. Terlebih lagi, bila putra daerah itu memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan daerahnya. Dan, lebih klop lagi manakala kepala daerahnya juga tanggap dan mampu ‘’memanfaatkan’’ putra daerah yang sukses di rantau. Terutama dimanfaatkan untuk membantu mendorong percepatan pembangunan di daerah sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Kalau lewat kebersamaan itu bisa saling menunjang untuk kemajuan daerah, berarti ini tergolong praktik kolusi dan nepotisme yang positif he.. he.. he..   Banyaknya putra daerah dari Banyuwangi yang sekarang menjadi pejabat atau orang penting di luar daerah, mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Bupati Banyuwangi. Buktinya, saat mereka mudik pada lebaran Idul Fitri lalu, bupati menyiapkan agenda khusus untuk mempertemukan mereka di pendopo kabupaten. Putra daerah yang sedang merantau itupun merasa ‘’dio

Brantas Buta Aksara, Dorong Melek Media

Gambar
Oleh: A. Choliq Baya DAERAH di eks Karsidenan Besuki Jawa Timur (Jatim) ternyata menjadi lumbung buta aksara cukup besar di Indonesia. Dari empat kabupaten di eks Karsidenan Besuki, tiga diantaranya masuk dalam jajaran 15 besar daerah yang tingkat buta aksaranya tertinggi di Indonesia (JP 28/8). Dari data yang dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kabupaten Jember menduduki peringkat pertama dengan angka buta aksara tertinggi hingga Desember 2011 , yakni 204.069 jiwa. Disusul Bondowoso menduduki peringkat 11 dengan jumlah 88.131 jiwa dan Situbondo di peringkat 15 dengan total 82.210 jiwa. Selain itu, seluruh kabupaten di wilayah Madura; Sumenep, Sampang, Bangkalan dan Pamekasan juga masuk dalam 15 besar daerah dengan angka buta aksara tertinggi di Indonesia. Termasuk di daerah tapal kuda seperti Pasuruan dan Probolinggo juga masuk di dalamnya. Kenyataan ini sekaligus mengukuhkan Jatim menduduki urutan teratas sebagai provinsi dengan jumlah buta aksara tertinggi di