Oleh A. Choliq Baya HARI ini (9/12/11) jalan poros nasional yang melintasi Kabupaten Banyuwangi mulai Wongsorejo sampai Kalibaru bakal dipenuhi puluhan ribu warga. Mereka ikut menyukseskan program ‘’nyapu bareng’’ yang akan dicatatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Warga yang dikerahkan turun ke jalan dengan membawa sapu tersebut berasal dari berbagai elemen masyarakat , m ulai pelajar, mahasiswa, guru, perangkat desa, polisi, tentara, buruh perkebunan, karyawan swasta , hingga pegawai negeri sipil. Para relawan yang menjadi tukang sapu itu akan membersihkan jalan selama satu jam, mulai pukul 06.00 sampai 07.00. Hasil rapat koordinasi panitia yang dikoordina tori Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) bersama para camat Rabu kemarin (7/12), jumlah peserta ‘’nyapu bareng’’ terus bertambah. Semula yang didaftarkan oleh camat ke panitia tercatat 93.599 peserta. T et api , dalam ra p at koordinasi terakhir di Pemkab Banyuwangi dua hari lalu , jumlah peserta men
Oleh: A. Choliq Baya ADA pesan dan iming-iming menarik dari Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat melantik 14 kepala desa (kades) dari 10 kecamatan di Pendapa Shaba Swagata Blambangan, Rabu (2/2) lalu. Pesan khusus itu diantaranya adalah, kades harus bisa menyediakan perpustaan desa. Bagi kades yang sukses mendirikan perpustakaan desa dan berhasil meningkatkan minat baca warganya, bupati akan memberi penghargaan khusus. Meski tidak dijelaskan bentuk penghargaan khusus yang nantinya akan diberikan, pesan dan iming-iming bupati itu, menurut saya, sudah seharusnya direspon dan direalisasikan. Dalam pandangan hukum agama Islam, mungkin komitmen ini bisa dimasukkan dalam kategori sunnah muakkad . Kalau bupati memayungi imbauannya itu dengan menerbitkan perda atau perbup tentu akan lebih baik. Dan, status hukumnya akan menjadi lebih kuat, yakni dari sunnah muakkad menjadi wajib ain . Mengapa pesan atau imbauan yang mungkin bagi sebagian orang hanya terkesan formal dan klise in
PENDAFTARAN calon kepala daerah dan wakil kepala daerah Provinsi Jatim maupun Kabupaten Jombang saat ini sedang berlangsung (1-5 Mei 2008). Meski baru memasuki tahap awal jadwal proses pilkada yang dirancang secara resmi oleh KPU, tapi sudah hampir bisa dipastikan para kandidat yang akan macung, sebagian besar sudah menghabiskan banyak duit. Bahkan, nilai uang yang dikeluarkan sudah ada yang mencapai puluhan miliar. Padahal, mereka belum memasuki arena kampanye resmi yang biasanya membutuhkan banyak anggaran. ‘’Amunisi’’ para calon yang keluar sebelum tahapan resmi pilkada dimulai, umumnya banyak terserap saat proses sosialisasi dan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari partai. Sosialisasi atau pengenalan ke masyarakat atau internal pengurus dan anggota partai, biasa dilakukan sebelum dan sesudah surat rekomendasi dari partai turun. Biasanya, calon harus membiayai agenda sosialisasi yang isinya pengenalan, pemaparan visi dan misi. Tak jarang, ada partai yang memanfaatkan untuk meng
Komentar