Selamat Datang sang Pengemban Amanah

KABUPATEN Situbondo kini memiliki bupati dan wakil bupati baru, Dadang Wigiarto dan Rachmad (Daulat). Pasangan baru hasil pemilukada langsung 22 Juni 2010 itu bulan lalu dikukuhkan Gubernur Jatim Soekarwo di Gedung DPRD Situbondo sebagai bupati dan wakil bupati definitif. Keduanya bakal menakhodai Kabupaten Situbondo yang dikenal sebagai daerah miskin hingga lima tahun ke depan.

Sementara itu, daerah tetangga Situbondo, yakni Banyuwangi, juga bakal memiliki bupati dan wakil bupati baru hasil pemilukada 4 Juli 2010. Yaitu, pasangan Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) yang dicalonkan PDIP, PKB, Partai Golkar, PKS dan PKNU. Rencananya, keduanya bakal dilantik Gubernur Jatim Soekarwo sebagai penguasa baru bumi Blambangan pada tanggal 21 Oktober 2010 di Gedung DPRD Banyuwangi.

Dengan dikukuhkannya penguasa baru itu, kita berharap segala aspek kehidupan yang ada di Kota Santri Situbondo maupun di bumi Blambangan Banyuwangi bisa semakin berkembang positif. Dengan kepala daerah baru, semoga juga bisa memotivasi dan mendinamisasi kinerja, kepekaan dan kepedulian aparat pemerintah, khususnya dalam mengabdi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Termasuk, bisa memotivasi rakyat untuk berpartisipasi membangun daerahnya sesuai dengan peran dan keahlian yang dimiliki.

Amanah yang diemban oleh pemimpin baru ini, juga harus dikawal agar tidak melenceng dari segala aturan yang telah ditetapkan. Sebab, ketika bertahta tak jarang pemimpin yang menyalahgunakan amanah untuk kepentingan sendiri, keluarga maupun golongannya. Saat ini banyak pemimpin di negeri ini yang dalam menjalankan tugasnya terjebak pada praktik kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Mungkin mereka lupa atau terlena dengan gemerlapnya kekuasaan yang didapat hingga kemudian terjerumus pada penyalahgunaan wewenang dan jabatan. Akibatnya, mereka harus berurusan dengan aparat penegak hukum.

Semakin hari, faktanya semakin banyak pejabat maupun mantan pejabat yang dulunya jadi pemimpin harus berurusan dengan hukum. Itu semua terjadi karena mereka tidak bisa menjalankan amanah yang diberikan dengan benar. Ada yang harus berusan dengan hukum saat masih menjabat, banyak juga yang dijebloskan ke penjara di saat mereka sudah lengser, bahkan sudah pensiun sekalipun. Hari tua yang seharusnya dilalui dengan damai dan tenang, terpaksa harus dihabiskan dibalik jeruji besi akibat kecerobohannya ketika mengemban amanah.

Kita berharap para penguasa di Situbondo maupun Banyuwangi benar-benar bisa amanah dalam menjalankan kepercayaan yang diberikan rakyat. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah haditsnya, “Bila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya. Dikatakan, bagaimana bentuk penyia-nyiaannya? Beliau bersabda: Bila persoalan diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, maka tunggulah kehancurannya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sesuai dengan paham demokrasi yang dianut negara kita, dimana penentuan kepala daerah dipilih langsung berdasarkan suara terbanyak, maka siapapun yang terpilih menjadi pemimpin harus diterima dan didukung. Dalam Islam, perihal pentingnya kepemimpinan juga dinyatakan tegas oleh Ibnu Taimiyah: ”Penunjukkan seseorang sebagai pemimpin merupakan salah satu tugas agama yang paling besar. Bahkan agama tidak akan tegak, begitu juga dunia tidak akan baik tanpa keberadaan pemimpin. Kemaslahatan umat manusia tidak akan terwujud kecuali dengan menata kehidupan sosial, karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain. Dalam konteks ini, kehidupan sosial tidak akan berjalan dengan baik dan teratur tanpa keberadaan seorang pemimpin.

Menilik proses pemilukada di wilayah Situbondo dan Banyuwangi yang telah berhasil memilih bupati baru, secara konsekuen hasilnya harus kita dukung. Apalagi, mereka yang terpilih sebagai bupati baru juga sangat kompeten, baik kapasitas maupun kapabilitasnya untuk memimpin daerah.

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto misalnya, sebelumnya dia berprofesi sebagai pengacara dan anggota DPRD. Tentu dia paham betul masalah hukum, perundangan dan berbagai macam peraturan. Termasuk, aneka permasalahan sosial yang ada maupun sedang dihadapi rakyat Situbondo. Sehingga, dia cukup berkompeten dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi masyarakat Situbondo. Termasuk mampu memberikan solusi yang pas dalam meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Demikian pula dengan Bupati Banyuwangi terpilih Abdullah Azwar Anas, dia seorang organisatoris yang pernah menjadi ketua umum PP IPNU (Ikatan Putra Nahdlatul Ulama) dan kini menjadi wakil ketua PP Gerakan Pemuda Ansor di tingkat pusat. Dia juga cukup lama menjadi legislator di pusat. Bahkan, dia juga pernah menjadi anggota MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) dengan usia paling muda di era Orde Baru. Pengalaman memimpin organisasi tingkat nasional, menjadi anggota DPR RI, serta kiprahnya sebagai pengusaha, pasti tidak diragukan lagi bila diserahi amanah memimpin Banyuwangi. Kita semua berharap dia bisa membawa Banyuwangi ke depan lebih baik, adil dan sejahtera.

Untuk menjalankan amanah memajukan daerah, tentu bupati tidak bisa berjalan sendiri. Para perangkatnya di eksekutif juga memiliki peranan yang cukup besar, sebab mereka adalah pelaksana yang bertugas merealisasikan program kerja sesuai bidangnya. Para personel penggerak roda pemerintahan ini juga harus sesuai dengan patron the right man on the right place. Jangan sampai pemimpin salah menempatkan orang yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Sejatinya, dengan terlaksananya amanah kepemimpinan dengan baik, maka akan terealisir secara otomatis amanah-amanah yang lain. Baik terkait dengan amanah kepada Allah SWT maupun amanah yang berhubungan dengan sesama hamba dan dengan diri sendiri. Perintah amanah inilah yang berlaku universal kepada siapapun tanpa melihat sifat dan keadaan orang tersebut.

Inilah bentuk amal saleh yang terbesar dan harus dilakukan oleh setiap manusia sesuai dengan proporsi dan tingkatan amanah yang diembannya. Bahkan dengan tegas Rasulullah SAW menafikan iman dari orang yang tidak bisa menjaga amanah dengan baik. “Tidak ada agama bagi orang yang tidak bisa menunaikan amanah. (HR. Ahmad dan Al Baihaqi)

Disinilah urgensi kepemimpinan dalam Islam. Kebaikan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kebaikan roda kepemimpinan yang dijalankan di dalamnya. Islam menaruh perhatian yang besar dalam persoalan kepemimpinan. Karenanya ukuran kebaikan sebuah bangsa turut ditentukan dengan kualitas dan nilai kepemimpinan yang dianutnya.

Karena itu, agar seorang pemimpin tidak semena-mena, maka rakyat bersama elemen masyarakat harus ikut mendorong dan mengawal supaya dia selalu bisa amanah dan berjalan pada jalur yang benar. Terutama, para legislator yang sudah dipercaya rakyat untuk mewakili aspirasinya, hendaknya juga bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Sehingga, kehadiran bupati baru ini benar-benar bisa dirasakan keberadaan dan sumbangsihnya. Semoga, di bawah kepemimpinan bupati baru, Situbondo dan Banyuwangi bisa berkembang lebih baik lagi. (cho@jawapos.co.id)

*) Radar Banyuwangi, 15 Oktober 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nyapu Bareng

Memacu Minat Baca Masyarakat

Demokrasi Uang